Judul
Topik
ialah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan dibahas. Setelah
dipilih topik yang sesuai, topik tersebut dinyatakan dalam suatu judul yaitu
nama atau titel karangan. Dalam karangan fiktif (roman, novel, cerita pendek),
topik tidak sama dengan judul, misalnya: judul buku Siti Nurbaya, topik
yang dibahas “kasih tak sampai.
Syarat judul yang baik
a. Sesuai dengan topik
Karangan ilmiah formal judul
karangan sama dengan topiknya.
Contoh:
Topik : Penerapan RME untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa
Judul : Penerapan RME untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi segitiga kelas VII-H SMP Negeri
7 Malang
b. Sesuai
dengan isi karangan
Karangan ilmiah harus
membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk memastikan data sekunder, dan data
primer yang diperlukan.
c. Berbentuk
frasa (bukan kalimat)
Judul dinyatakan dalam bentuk frasa dan bukan kalimat.
Frasa adalah kelompok kata yang merupakan kesatuan makna. Frasa tidak
mengandung unsur subjek dan predikat, sedang kalimat mengandung unsur subjek
dan predikat.
Contoh:
Upaya mengembangkan inovasi
kabel listrik dengan serat optik (benar)
Inovasi baru mengubah kabel
listrik dengan serat optik (salah)
d. Singkat
Indikator singkat: mudah
dipahami, mudah diingat, tidak melebihi 9 kata (tidak termasuk kata tugas)
Contoh:
Pengaruh penjualan dalam upaya
meningkatkan laba usaha pada PT Kenari Jaya 2003 (salah)
Pengaruh penjualan terhadap
laba usaha pada PT Kenari Jaya 2003
e. Jelas
Topik karangan yang jelas
sangat membantu penulis mengendalikan variabel. Topik yang jelas sangat
ditandai dengan indikator berikut ini: a) menggunakan kata lugas(denotasi),
b)fungsi setiap kata dapat diukur secara operasional, c) tidak menggunakan kata
kias, d) huibungan fariabel bebas dan terikat menunjukkan arah yang jelas,
Contoh:
Penerapan RME untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa
Penerapan RME untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi segitiga kelas VII-H SMP Negeri
7 Malang
Pada judul
penelitian rekayasa
Hindari
pengunaan kata-kata ‘Perencanaan’, ‘Perancangan’, ‘Pembangunan’,
‘Pengembangan’, dan sejenisnya. Misal
“Perancangan Model Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia dengan Metode
Permainan (Games)”. Sistem Peredaran kalau hasil penelitian ini berupa Model,
maka gunakan judul “Model Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia dengan
Metode Permaian (Games)”. Contoh lain, misalnya “Pembangunan Alat Bantu
Observasi Struktur Program. . . .”, judul penelitiannya sebaiknya adalah “Alat
Bantu Observasi Struktur Program. . . .”, karena hasil penbelitiannya berupa
alat bantu.
Pada judul penelitian nonrekayasa
Pada
judul penelitian nonrekayasa gunakan variabel, konsep, teori, metode, atau kata
kunci yang menjadi titik berangkat dan yang menjadi kajian utama dalam
penelitian tersebut. Hindari penggunaan subjudul untuk menjelaskan ruang
lingkup, karena ruang lingkup penelitian seharusnya sudah jelas di bagian
‘Latar Belakang’, ’Rumusan Masalah’, atau ‘Tujuan’. Hindari pula penggunaan
“Studi Kasus pada . . . .” jika penelitian ini bukan penelitian dengan metode
Studi Kasus, atau dengan maksud hanya untuk menunjukkan lokasi penelitian.
Kerangka Karangan
Kerangka
karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi
atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu
dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna
fungsi kerangka
karangan
a. memudahkan pengelolaan
susunan karangan agar teratur dan sistematis,
b.
memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan, dan
c.
membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
Tahapan dalam
menyusun kerangka karangan
a.
mencatat gagasan,
b.
mengatur urutan gagasan,
c.
memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab,
d.
membuat kerangka yang terperinci dan lengkap, dan
e. mengembangkan kerangka karangan.
Latar Belakang
Latar Belakang
Menurut (Furqon, 2015)
Latar
belakang berupa penggambaran situasi
atau kondisi terkini terkait topik
tersebut. Penggambaran latar belakang ini beranjak dari penjelasan
secara umum ke arah
yang lebih sempit.
Pada titik ini
juga dilakukan upaya menarik
perhatian pembaca dengan menekankan mengapa topik tersebut
penting untuk diangkat
sekaligus memberikan gambaran mengenai
apa yang akan dibahas terkait topik tersebut dalam kalimat
yang disebut thesis
statement. Lazimnya, thesis statement ini
muncul di bagian
akhir pendahuluan dari
sebuah esai.
Latar Belakang
Masalah, menyajikan : ( Menurut Widjono
Hs. 2005 )
a.penalaran
( alasan ) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan
jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab
atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas,
misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
b. kegunaan praktis hasil
analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pemimpin dalam membuat
keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
c. pengetahuan tentang studi
kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau
internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah
mengupayakan penggunaan buku-buku terbitan terbaru.
d. pengungkapan masalah utama
secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan, kata tanya yang menuntut adanya
analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa..., contohnya : Bagaimana hubungan X
terhadap Y ?
e. tidak menggunakan kata apakarena
tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
Rumusan Masalah
Bagian
ini memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan yang akan diteliti.
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicari jawabannya. Jumlah pertanyaan
penelitian yang dibuat disesuaikan dengan sifat dan kompleksitas penelitian
yang dilakukan, namun tetap mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi
pertanyaannya. . Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat,
jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik
akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan
antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam perumusan masalah
a. rumuskan masalah sebaiknya
dirumuskan secara singkat dan jelas termasuk konsep-konsep yang digunakan,
b. rumusan masalah dapat mempersoalkan hubungan atau
perbedaan,
c. rumusan masalah dinyatakan
dengan kalimat tanya yang singkat, jelas dan operasional,
d. rumusan masalah harus jelas,
sehingga tidak ditafsirkan secara berbeda, walaupun permasalahannya komplek.
Contoh Rumusan Masalah
Rumusan
Masalah :
1. Apa yang dimaksud model
pembelajaran Numbered Heads Together ?
2. Bagaimana metode
pembelajaran Numbered Heads Together ?
3. Apakah tujuan dari model
pembelajaran Numbered Heads Together ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar