Kutipan
v Kutipan → gagasan/ide, atau pendapat
orang lain yang diambil dari berbagai sumber
v Mengutip
→ proses pengambilan gagasan
v Sumber
→ kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan
lain sebagainya
Prinsip Penulisan Kutipan
Dalam mengutip secara langsung kita
tidak melakukan perubahan apa pun terhadap teks atau bagian teks yang kita
kutip tersebut sedangkan dalam mengutip tidak secara langsung kita
diperkenankan untuk menggunakan kata-kata kita sendiri tetapi tidak mengubah makna pada teks
aslinya. Kedua jenis kutipan ini bertujuan sama, yaitu meminjam pemikiran orang
lain untuk melengkapi tulisan kita tanpa menghilangkan penghargaan kita kepada
orang yang pikirannya kita pinjam tersebut.
Teknik Penulisan Kutipan
1. Kutipan Langsung Pendek ( Kurang dari 40
kata )
ü ditulis diantara tanda kutip, terpadu dengan
teks
ü sumber kutipan : nama akhir, tahun, halaman
ü jika sumber ditulis di awal kutipan, maka nama
penulis disebut dalam teks secara terpadu, dan jika sumber ditulis di akhir
kutipan, maka nama penulis disebut dalam kurung bersama dengan tahun penerbitan
dan nomor halaman
CONTOH:
Hamalik (1990: 21) menyatakan “belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan”.
Sesuai dengan uraian di atas, dijelaskan “belajar
adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan” (Hamalik, 1990: 21).
2. Kutipan Langsung Panjang ( lebih
dari atau sama dengan 40 kata )
ü ditulis terpisah dari teks yang mendahului,
ü dimulai setelah 5 ketukan,
ü spasi tunggal,
ü paragraf
baru masuk 5 ketukan lagi,
ü sumber kutipan : nama akhir, tahun, tanpa/dengan halaman.
Contoh Kutipan Panjang
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut
The
“placebo effect,” which has been verified in previous studies, disappeared when behaviors, were
studied in this manner. Futhermore, the
behaviors, were never exhibited again, even
when real drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the result to a placebo effect.
3.
Kutipan
Tidak Langsung
ü dikemukakan dengan bahasa penulis
ü tanpa
tanda kutip, terpadu dengan teks
ü tulis sumber kutipan : nama akhir, tahun,
tanpa/dengan halaman
ü penulisan sumber kutipan sama dengan kutipan
langsung pendek
CONTOH:
Sedang menurut Slameto (1991:
2) bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman peserta didik itu sendiri dalam
interaksi dengan
lingkungannya.
4. Kutipan yang sebagian
dihilangkan
Menghilangkan bagian yang
dikutip dibolehkan asalkan tidak mengakibatkan perubahan makna. Untuk
penghilangan bagian kalimat , diganti dengan titik tiga.
5. Kesalahan Kutipan
Jika terdapat
kesalahan kutipan,pengutip tidak boleh memperbaikinya. Biarkan apa adanya dan
beri catatan singkat (sic!)
yang artinya kesalahan dari naskah asli yang dikutip dan penulis
(pengutip) tidak bertanggung jawab atas kesalahan
tersebut
Contoh: ….hal itu memiliki makan (sic!) yang ambigu.
6. Kutipan
dalam Kutipan
mengutip yang dikutip orang lain
Contoh:
Tulisan factual
sendiri ternyata meliputi banyak variasi dan model. Callaghan dan Rothery(dalam
Kusmiatun,2007:4) memberikan penjelasan bahwa genre faktual meliputi beberapa
model tulisan,seperti recount(penceritaan kembali),report(pelaporan),penulisan
prosedur,dan sebagainya
Catatan Kaki
Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan
kita harus mencakup beberapa hal :
ü pertama, mengidentifikasikan orang yang
membuat pernyataan tersebut,
ü kedua, mengidentifikasikan media komunikasi
ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan,
ü ketiga, mengidentifikasikan lembaga yang
menerbitkan publikasi ilmiah tersebut serta tempat dan jika tidak diterbitkan,
tetapi disampaikan dalam bentuk seminar, maka harus disebutkan tempat, waktu
dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
Prinsip Penulisan
Catatan Kaki
1. Penggunakan nomor urut penunjukkan yang sama, baik
dalam teks maupun dalam catatan kaki, dituliskan ½ spasi ke atas
2. Nomor urut penunjukkan berlaku untuk seluruh tulisan,
tidak per halaman
3. Ikuti aturan teknis pembuatan catatan kaki yang
berlaku.
Singkatan dalam
Catatan Kaki
Ibid.
dari kata ibidem (bahasa Latin) yang artinya ‘pada
tempat yang sama’ .Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang
sama yang telah ada di bagian terdahulu tanpa diselingi sumber lain. Jika yang
dikutip halamannya masih sama seperti kutipan sebelumnya, cukup kata ibid.. Jika yang dikutip sudah berbeda
halaman, maka kata ibid. diikuti
halaman. Kata ibid. biasanya dituliskan dengan huruf miring atau digaris bawahi.
Op. cit.
dari Opere Citato yang artinya ‘pada karya yang telah
dikutip’. Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya,
tetapi telah diselingi sumber lain. Halaman yang dikutip berbeda. Penulisannya: nama pengarang,
op.cit., nomor halaman . jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang
dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
Loc. cit.
dari Loco Citato yang artinya ‘pada tempat yang telah
dikutip’. Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya,
tetapi telah diselingi sumber lain. Halaman yang dikutip sama. Penulisannya: nama pengarang,
loc.cit., nomor halaman. Jika satu
pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti
judul bukunya.
Tehnik Penulisan
Catatan Kaki
1. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggunakan
angka (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak
ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut
untuk setiaphalaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.
2. Urutan Dasar
nama pengarang dibalik, judul buku, nomor jilid,
edisi/ cetakan, kota penerbit : penerbit, tahun penerbit, halaman.
3.
Catatan Kaki Langsung
a) Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di bawah
teks kutipan dan diteruskan dengan teks.
Contoh:
Sedang menurut Slameto (1991: 2) bahwa belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
peserta didik itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 1991, hlm. 2
Dari beberapa definisi tentang belajar seperti yang telah dikemukakan, maka dapatlah dinyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar oleh peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sifatnya
relatif permanen
b) Antara
catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris. Cara yang
lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki)
halaman atau pada akhir setiap bab.
4. Catatan Kaki di bawah halaman :
a) harus disediakan ruang secukupnya di
bagian bawah halaman tulisan,
b) beri garis di bagian bawah baris
terakhir dari teks di tiap halaman,
c) beri nomor penunjukkan di bawah garis dengan
jarak cukup dan menjorok ke dalam 5-7 ketukan,
d) catatan kaki baris pertama dituliskan
setelah nomor penunjukkan,
e) jika lebih dari 1 baris, dituliskan dari
tepi margin, tanpa ikuti penjorokkan baris pertama,
f) jarak spasi dalam catatan kaki 1 spasi,
antar catatan kaki 2 spasi kalau ada dalam halaman yang sama,
Daftar Rujukan
Daftar rujukan/daftar
pustaka/bibliografi adalah semua sumber yang menjadi rujukan seorang penulis
dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus
dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim.
Prinsip
Penulisan Daftar Rujukan
Dalam menyusun Daftar Pustaka,
beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:
1. baris pertama dimulai
pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan
3--5 ketukan ke dalam,
2. jarak antarbaris 1 spasi,
3. jarak antarsumber 1,5
atau 2 spasi,
4. diurut berdasarkan abjad
huruf pertama nama keluarga penulis (bergantung pada gaya selingkung bidang).
Tehnik Penulisan
Daftar Rujukan
1)
Buku/Literatur
Koentjaraningrat, 1997a. Manusia dan Kebudayaan
di Indonesia. Jakarta: Djambatan ______, 1997b. Metode-Metode Penelitian
Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
2)
Buku kumpulan artikel
Letheridge
dan Cannon, C.R. (Eds). 1980. Billingual Education: Teaching English as a
Second Language. NY: Preager.
3)
Artikel dalam buku kumpulan artikel
Hasan, M.Z.
1990. “Karakteristik Penelitian Kualitatif”. dalam Aminuddin (Ed.). Pengembangan
Penelitian Kualitatif Bidang Sastra (hlm. 12 – 25). Malang : HISKI Malang.
4)
Artikel dalam jurnal
Hanafi, A.
1989. ”Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum
Penelitian (1) : 33 – 47.
5)
Artikel dalam Majalah/Koran
Huda, M.
1991, 13 November. ”Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering”. Jawa Pos,
hlm. 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar